Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “ Manusia Sebagai Makhluk yang Berbudaya“ ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan
harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 4 November 2015
Muhammad
Alfian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan seseorang sangatlah kompleks, begitu juga
dengan hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut
dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan makhluk hidup,
manusia dengan alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Dan manusia diciptakan
dengan sempurna , dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang
merupakan pendidikan awal suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia
harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan
ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan
haknya, dan antara kewajiban dan yang bukan kewajibannya. Sehingga norma-norma
dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang
sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan
haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang
dihasilkan member nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi
bangsa pada umunya.
Dengan demikian dapat kita katakana bahwa kualitas
mansuia pada suatu Negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu Negara
tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang
tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
dari Manusia dan Budaya?
2.
Apa pengertian
dan fungsi kebudayaan?
3.
Jelaskan manusia
sebagai makhluk budaya!
4.
Proses dan
perubahan kebudayaan!
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Manusia dan Budaya
2.1.1 Teori Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens”(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk
yang berakal budi(mampu menguasai makhluk lain). Selain istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan
lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan
mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat
pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut:
Siklus Hubungan Manusia
Gambar di atas menggambarkan
bahwa lingkungan dan manusia atau manusia dan lingkungan merupakan hal yang tak
terpisahkan sebagai ekosistem, yang dapat dibedakan menjadi:
- Lingkungan alam yang
befungsi sebagai sumber daya alam
- Lingkungan manusia yang
berfungsi sebagai sumber daya manusia
- Lingkungan buatan yang
berfungsi sebagai sumber daya buatan
2.1.2 Teori Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai
yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar"
di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan
"kepatuhan kolektif" di Cina.
2.2 Pengertian dan Fungsi Kebudayaan
2.2.1 Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam
ilmu-ilmu sosial. Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Makna ini kontras dengan pengertian kebudayaan sehari-hari yang
hanya merujuk pada bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun
dan kesenian. Istilah kebudayaan ini berasal dari bahasa latin Cultura dari
kata dasar colere yang berarti berkembang atau tumbuh.
Setiap individu menjalankan kegiatan dan menganut
keyakinannya sesuai dengan warisan sosial atau kebudayaannya. Hal ini bukan
semata-mata karena adanya sanksi tersebut, atau karena mereka merasa menemukan
unsur-unsur motivasional dan emosional yang memuaskan dengan menekuni
kegiatan-kegiatan dan keyakinan cultural tersebut.
Dalam rumusan ini , istilah warisan sosial disamakan
dengan istilah kebudayaan. Lebih jauh, model tersebut menyatakan bahwa
kebudayaan atau warisan sosial lebih adaptif baik secara sosial maupun
individual, mudah dipelajari, mampu bertahan dalam waktu lama, normative dan
mampu menimbulkan motivasi. Namun tinjauan empiris terhadapnya memunculkan
definisi terbaru tentang kebudayaan seperti yang diberikan EB Taylor,
“Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adab, serta kemampuan dan kebisaan lainnya
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.
Ada beberapa komponen utama
kebudayaan, sebagai berikut :
·
Individu
·
Masyarakat
·
Alam
Dari catatan Supartono,
1992, terdapat 170 definisi kebudayaan. Catatan terakhir Rafael Raga Manan ada
300 buah, beberapa diantaranya :
1)
Ki Hajar
Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2)
Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu
dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan
makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan
merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau
informal.
3)
Keesing
Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia,
pengalaman yang terakumulasi dan yang ditransmisikan secara social.
2.2.2 Fungsi Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi
manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan
anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun yang bersumber dari persaingan
manusia itu sendiri untuk mempertahankan kehidupannya. Manusia dan masyarakat
memerlukan pula kepuasan baik dibidang materiil maupun spiritual.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas, untuk sebagian besar dipenuhi oelh
kebudayaan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat
menghasikan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama
melindungi masyarakat terhadap lingkungan.
Pada masyarakat yang taraf kebudayaannya lebih tinggi, teknologi
memungkinkan untuk pemanfaatan hasil
alam bahkan munghkin untuk menguasai alam. Di sisi lain karsa masyarakat
mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata
tertib dalam pergaulan masyarakatnya.
Kebudayaan berguna bagi manusia untuk melindungi
diriterhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah dari
segenap perasaan manusia. Kebudayaan akan mendasari, mendukung, dan mengisi
masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta
membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu yaitu hidup yang lebih baik,
manusiawi, dan berperi-kemanusiaan.
2.3 Manusia sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah mahluk berbudaya. Berbudaya merupakan
kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang paling
sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai
segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping
tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain
itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan
bagi semua makhluk Tuhan
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap
kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam
banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut.
Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif
diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan
menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan
oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi
manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung
dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan
dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi
penilaian terhadap obyek dan kejadian.
Manusia adalah mahluk yang berbudaya. Berbudaya merupakan
ciri khas kehidupan manusia yang membedakannya dari mahluk lain. Manusia
dilahirkan dalam suatu budaya tertentu yang mempengaruhi kepribadiannya. Pada
umumnya manusia sangat peka terhadap budaya yang mendasari sikap dan
perilakunya.
2.4 Proses dan Perubahan
Kebudayaan
Proses pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan
menjadikan sesuatu lebih bermakna untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya
:
1)
Internalisasi
Merupakan proses pencerapan realitas obyektif dalam
kehidupan manusia.
2)
Sosialisasi
Proses interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia
memperoleh identitas diri serta ketrampilan-ketrampiulan sosial. Dalam
keseharian sosialisasi bisa dikatakan sebagai proses menjelaskan sesuatu kepada
anggota masyarakat agar mengetahui adanya suatu konsep, kebijakan, suatu
peraturan yang menyangkut hak dan kwajiban mereka.
3)
Enkulturasi
Enkulturasi adalah pencemplungan seseorang kedalam suatu
lingkungan kebudayaan, dimana desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai
sesuatu yang alamiah belaka.
4)
Difusi
Meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain
sehingga menjadi satu kebudayaan.
5)
Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan
yang dalam percampuran itu masing-masing unsurnya masih kelihatan.
6)
Asimilasi
Asimilasi adalah proses peleburan dari kebudayaan satu ke
kebudayaan lain.
Faktor-faktor penyebab
perubahan kebudayaan :
Ø
Faktor intern
-Bertambah atau berkurangnya
penduduk
-Penemuan-penemuan baru
(inovation – discoveri [gagasan] – invention [diterapkan dalam masyarakat]
-Pertentangan-pertentangan
dalam masyarakat (konflik)
-Pemberontakan / revolusi
Ø
Faktor ekstern
-Perubahan lingkungan fisik
manusia ( bencana alam )
-Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain
-Peperangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam
ilmu-ilmu sosial. Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Dari pembahasan diatas kami dapat simpulkan bahwa manusia
berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena
kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar
manusia sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu.
Kebudayaan berpengaruh dalam membentuk pribadi seseorang
sehingga mengharuskan manusia untuk mengikuti norma-norma yang ada pada budaya
tersebut.
Dengan demikian, budaya
patokan cara hidup manusia di tempat dia berada. Selain itu dalam kebudayaan
mengajarkan tentang keimanan
Komentar
Posting Komentar